Translate

Rabu, 20 Februari 2013

Rawai Tuna

Rawai Tuna 1. Definisi dan Klasifikasi Rawai Tuna atau (Tuna Long-Line) merupakan rangkaian dari unit-unit pancing yang sangat panjang ( mencapai ribuan, bahkan puluhan ribu meter). Terdiri dari tali utama (main line), tali cabang (branch lines) yang diikatkan secara menggantung pada tali utama dengan jarak-jarak tertentu, dan maa-mata pancing (hooks) dengan ukuran (nomor) tertentu yang diikatkan pada setiap ujung bawah tali-tali cabang (setiap cabang terdiri dari satu mata pancing). Biasanya alat penangkap ikan ini kebanyakan digunakan untuk menangkap jenis ikan tuna. 2. Konstruksi Alat Penangkap Ikan Konstruksi dan ukuran bagian-bagian rawai tuna sebagai berikut. a. Pelampung (Float), Pelampung yang digunakan pada long line terdiri dari beberapa jenis yaitu pelampung bola, pelampung bendera, pelampung radio, dan pelampung lampu. Warna pelampung harus berbeda atau kontras dengan warna air laut. Hal ini dimakasudkan untuk mempermudah mengenalnya dari jarak jauh setelah setting. b. Tali Pelampung, Tali pelampung berfungsi untuk mengatur kedalaman dari alat penangkap sesuai dengan yang dikehendaki. Tali pelampung ini biasanya terbuat dari bahan kuralon. c. Tali Utama (Main Line), Tali utama atau main line adalah bagian dari potongan-potongan tali yang dihubungkan antara satu dengan yang lain sehingga membentuk rangkaian tali yang sangat panjang. Tali utama harus cukup kuat karena menanggung beban dari tali cabang dan tarikan ikan yang terkait pada mata pancing. Pada kedua ujung pada main line dibuat simpul mata. d. Tali cabang (Branch Line), Bahan dari tali cabang biasanya sama dengan tali utama, perbadaanya hanya pada ukuran saja, dimana ukuran tali cabang lebih kecil dari tali utama. Satu set tali cabang ini terdiri dari tali pangkal, tali cabang utama, wire leader yang berfungsi agar dapatmenahan gesekan pada saat ikan terkait pada pancing, dan pancing yang terbuat dari bahan baja, biasnaya menggunakan pancing e. Swivel atau kili-kili, untuk mengurangi kekusutan atau pelintiran tali senar, selain itu penggunaan swivel juga dapat mempermudah simpul. f. Barlen, sebagai sambungan pada tali agar tali tidak mudah putus saat ikan memberontak. g. Mata kail, sebagai alat pengkait atau penangkap ikan dengan adanya umpan yang terpasang. Menurut kelompok kami parameter utama dari alat tangkap ini adalah ukuran mata kail dan ketepatan konstruksi alat. Karena kita juga harus menyesuaikan mata kail yang digunakan untuk menangkap sasaran utama. 3. Kelengkapan dalam Unit Penangkapan Ikan 3.1 Kapal Alat tangkap rawai tuna dioperasikan menggunakan kapal khusus rawai tuna yang memiliki buritan cukup luas untuk pengoperasian rawai menggunakan Line Hauler. Kapal yang digunakan berukuran yang bervariasi sekitar 30-600 GT. Ukuran kapal tersebut menentukan jumlah hari trip penangkapan yang dilakukan. Bahan pembuatan kapal ada yang terbuat dari kayu, FRP dan baja. Bahan kapal juga tergantung kepada ukuran besar kapal. Ukuran kapal lebih dari 150GT umumnya terbuat dari baja. Selain sebagai alat transportasi, kapal ini juga digunakan untuk komponen dalam penyettingan alat saat operasi. 3.2 Nelayan Jumlah nelayan yaitu 2-3 orang nelayan, satu orang bertugas sebagai juru kemudi, satu orang bertugas untuk menurunkan garuk pada saat setting dan satu orang bertugas untuk menyortir kerang hasil tangkapan dan memasukkan kerang hasil tangkapan ke dalam keranjang 3.3 Alat Bantu Alat bantu pada pengoperasian rawai tuna adalah rumpon laut dalam, karena rawai tuna ini dioperasikan pada laut dalam. Kemungkinan dengan adanya rumpon ini, ikan sasaran utama, terutama Tuna, akan merasa tertarik dengan aktifitas yang diberikan oleh rumpon laut dalam 4. Metode Pengoperasian Alat Setelah semua persiapan telah dilakukan dan telah tiba di fishing ground yang telah ditentukan . Setting diawali dengan penurunan pelampung bendera dan penebaran tali utama, selanjutnya dengan penebaran pancing yang telah dipasangi umpan. Rata-rata waktu yang dipergunakan untuk melepas pancing 0,6 menit/ pancing. Pelepasan pancing dilakukan menurut garis yang menyerong atau tegak lurus terhadap arus. Waktu melepas pancing biasanya waktu tengah malam, sehingga pancing telah terpasang waktu pagi saat ikan sedang giat mencari mangsa. Akan tetapi, pengoperasian pada siang hari dapat pula dilakukan. Penarikan alat penangkap dilakukan setelah berada didalam air selama 3-6 jam. Penarikan dilakukan dengan menggunakan line hauler yang diatur kecepatannya. Masing-masing anak buah kapal telah mengetahui tugasnya sehingga alat penangkap dapat diatur dengan rapi. Lamanya penarikan alat penangkap sangat ditentukan oleh banyakny hasil tangkapan dan faktor cuaca. Penarikan biasanya memakan waktu 3 menit / pancing. Perusahaan perikanan samudra bedar di bali melakukan hauling sekitar 9-11 jam. Selanjutnya dilakukan penanganan hasil tangkapan dan persiapan operasi selanjutnya. 5. Daerah Pengoperasian Daerah pengoperasian alat pengumpul kerang adalah di dasar perairan. Distribusi alat pengumpul kerang yaitu di Jakarta (Kamal), Tanjung Balai Asahan dan beberapa tempat di pantai utara Jawa laut banda(tanjung goram buton utara) 6. Hasil Tangkapan Hasil tangkapan rawai tuna di perairan Indonesia adalah Yellow Fin Tuna dan Big Eye Tuna. Namun di negara-negara dengan perikanan yang modern serta didukung juga dengan sumberdaya alam yang memumpuni seperti Jepang, hasil tangkapan utamanya adalan Blue Fin Tuna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar