Translate

Senin, 22 April 2013

POTENSI SAGU DIVERSIFIKASI PANGAN

POTENSI SAGU DIVERSIFIKASI PANGAN Tanaman sagu merupakan salah satu tanaman yang pertama kali digunakan oleh penduduk asia tenggara dan oseania sebagai bahan pangan. Di Indonesia tanaman ini tumbuh subur di berbagai daerah, seperti Maluku, Papua, Sulawesi, Kalimantan Barat, Riau, dan sebagian kecil Jawa. Habitat sagu umumnya adalah daerah rawa air tawar, di sekitar sumber air, dan di sekitar aliran sungai dataran rendah yang lembab. Daerah berlumpur basah dan bereaksi agak asam adalah lingkungan yang baik untuk pertumbuhan tanaman sagu. Oleh karena itu, pengembangan sagu cukup besar mengingat sagu dapat tumbuh di tempat dimana tanaman lainnya tidak dapat tumbuh, tidak memerlukan pupuk dan sedikit sekali memerlukan perawatan. Sagu termasuk dalam komoditi pangan lokal Indonesia, yang memiliki jumlah kalori cukup tinggi, sehingga pada awalnya sebagian masyarakat Indonesia menjadikan sagu sebagai makanan pokoknya. Namun pemanfaatan sagu dewasa ini sudah mulai ditinggalkan karena masyarakat lebih memilih beras dari pada sagu, padahal bila dilihat dari kandungan kalorinya, sagu memiliki kandungan yang tidak jauh berbeda dengan beras. Sagu memiliki kandungan kalori sebesar 353 kkal per 100 g bahan, sedangkan beras mempunyai kandungan kalori sebesar 364 kkal per 100 g bahan. Bagian terpenting dari tanaman sagu adalah batang sagu karena merupakan tempat penyimpanan cadangan makanan (karbohidrat) yang dapat menghasilkan pati sagu. Namun, ukuran batang sagu serta kandungan pati yang terkandung di dalamnya sangat tergantung dari jenis sagu, umur, dan habitat tumbuhnya. Namun, umumnya batang sagu mengandung 20 รข�� 29% kadar pati. Kandungan kalori pati sagu relatif besar yaitu 353 kkal. Nilai ini tidak jauh berbeda dengan nilai kalori beras sebesar 364 kkal. Selain itu, sebagaimana bahan pangan lainnya sagu juga mempunyai beberapa kandungan kimia lain seperti protein, lemak, dan mineral walaupun dengan kadar yang tidak tinggi. Pati merupakan komponen kimia terbesar yang terdapat pada batang sagu. Pati sagu diperoleh dari proses ekstraksi inti batang (empulur) tanaman sagu. Untuk membebaskan granula pati dari jaringan pengikatnya dibutuhkan perombakan dinding sel dengan pemarutan atau penggilingan dengan menggunakan air sebagai pelarut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar